Warga Seruyan Semakin Peduli Pendidikan

Jakarta: Dulu masyarakat Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, tidak pernah berpikir menyekolahkan anak mereka hingga perguruan tinggi. Tetapi, saat ini kondisi berubah. Seakan berlomba-lomba, warga menyekolahkan putra-putri mereka ke jenjang perguruan tinggi, bahkan sampai ke Pulau Jawa. 

“Banyaknya warga yang menyekolahkan anak hingga kuliah merupakan dampak positif dari BBM Satu Harga. Program ini memang diidam-idamkan masyarakat sejak dulu,” kata anggota Komisi B DPRD Kalimantan Tengah, HM Asera, seperti dilansir Antara, Jumat, 8 Februari 2019.

Asera mengatakan warga tidak lagi terbebani biaya BBM yang tinggi. Penghematan tersebut akhirnya bisa dialihkan ke pos pengeluaran lain, termasuk pendidikan. Menurut Asera, fenomena ini positif. Dengan begitu, lulusan perguruan tinggi dapat bekerja di berbagai perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memang banyak di Seruyan.

Dari sisi sosial, lanjut dia, warga akan merasa semakin dihargai. Pasalnya, selama ini mereka sebagai karyawan kelas tiga alias tenaga kasar. Dengan demikian, lanjut dia, akan semakin menciptakan hubungan yang kondusif antara perusahaan dan masyarakat sekitar. 
 
“Jadi, BBM Satu Harga memang memiliki dampak positif ke berbagai sektor. Tidak hanya ekonomi, kesehatan, dan pendidikan, tetapi juga sosial,” kata dia. 

Rusmanto, tokoh masyarakat Desa Telaga Pulang, Kecamatan Danau Sembuluh, membenarkan BBM Satu Harga berpengaruh besar terhadap berbagai sektor, termasuk pendidikan. Jika sebelumnya warga hanya menyekolahkan anak hingga bangku SMA, kini sudah tak terhitung yang kuliah. 

“Di desa ini hanya ada dua SMA, yaitu SMA Tirta Bakti dan SMA Tunas Harapan. Dulu setelah lulus SMA, ya selesai. Sekarang banyak sekali yang kuliah, bahkan sampai ke Banjarmasin dan Jawa,” kata Rusmanto. 

Sebelum adanya program BBM Satu Harga, warga Seruyan harus membeli Rp12 ribu per liter. Saat ini, harga BBM di sana sama dengan harga yang dijual di Jawa.




(UWA)