Jakarta: Empat Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Jurusan Teknologi Pangan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (FTP UKWMS) berinovasi membuat olahan selai berbahan dasar kopi dan labu.
Penelitian selai kopi dan labu ini di bawah bimbingan dosen mereka, Ir. Thomas Indarto Putut Suseno MP. Keempat mahasiswa ini adalah Jane Nathania, Carolina Hendrianto, Alvina Handoyo dan Lovina Aprilia Sugianto. Keempatnya membuat selai kopi menggunakan beberapa jenis labu, diantaranya menggunakan labu siam, labu air, labu kuning, dan labu kabocha.
“Sekarang zamannya instan, ternyata cukup banyak orang yang tidak memiliki waktu untuk menyeduh dan menyeruput secangkir kopi untuk sarapan. Sehingga kita menghadirkannya dalam bentuk selai, praktis karena mengenyangkan sekaligus membuat melek," kata Alvina dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis, 13 September 2018.
Selain itu, nilai gizi dari selai juga meningkat, karena labu kaya akan vitamin A, karbohidrat dan lainnya. Masing-masing menggunakan labu yang berbeda, Jane menggunakan labu siam, Carolina menggunakan labu air, lalu Alvina menggunakan labu kuning, serta Lovina menggunakan labu kabocha.
Metode pengolahannya juga relatif mudah, pertama-tama dipilih labu yang secara kasat mata tidak ada kerusakan. Selanjutnya labu perlu dicuci bersih dengan air mengalir dan dipotong menjadi ukuran yang kecil sehingga memudahkan proses pengukusan.
"Potongan labu tersebut lantas dikukus selama kurang lebih 15 menit agar menjadi lunak. Langkah berikutnya labu kukus dihaluskan dan dicampur dengan bahan-bahan lainnya termasuk kopi," terang Alvina.
Kemudian dilakukan pemasakan selama 10 menit hingga didapatkan tekstur selai yang kental. Terakhir, selai kopi dimasukkan ke dalam stoples kemasan yang sebelumnya sudah dicuci bersih dan direbus dalam air mendidih.
“Semua labu yang kami gunakan tumbuh lokal di Indonesia, sedangkan untuk kopi yang kami gunakan adalah kopi lokal jenis robusta dalam bentuk bubuk instan maupun kopi bubuk biasa,” terang Jane.
Baca: Sivitas Akademika UKWMS Menolak Intoleransi
Menggabungkan kopi dan labu menjadi sebuah selai dibutuhkan teknik tersendiri, sehingga
didapatkan wujud selai yang diinginkan. Berdasarkan bahan baku labu yang dipilih maupun bahan campuran yang digunakan, bahkan rasa yang dihasilkan juga akan berbeda-beda. “Karakteristik masing-masing labu berbeda, baik dari segi ketinggian kadar air maupun tingkat keasaman (pH)-nya," ucap Jane.
Untuk rasa yang dihasilkan dari keempat selai ada manis, segar, creamy dan ada yang kuat rasa kopinya. Setiap varian produk ini juga sudah kami diuji coba ke 120 panelis untuk mengetahui apakah selai ini bisa diterima di pasaran atau tidak.
Produk dengan nama Konvyt yang mereka hasilkan ini, selain unik juga relatif sehat karena menggunakan bahan alami, kaya serat, mengandung vitamin serta tidak mengandung bahan kimia pengawet. Mereka juga telah membuktikan bahwa selai yang mereka buat dapat bertahan selama dua bulan jika disimpan di lemari pendingin, dan sekitar seminggu di suhu ruangan. “Kami ingin agar Konvyt suatu saat dapat diproduksi massal agar bisa dinikmati masyarakat luas, tapi masih harus diteliti lebih lanjut termasuk mengurus paten,” ungkap Carolina.
(CEU)
Sivitas akademika baik itu dosen dan mahasiswa dicetak bukan hanya untuk menjadi spesialis di bidang tertentu. Tetapi mereka juga …
Tidak hanya berorientasi menciptakan tenaga kerja unggulan, namun President University juga menekankan pentingnya berwirausaha.&nb…
Mahasiswa President University tidak hanya dilengkapi laboratorium kampus, tapi juga laboratorium "hidup" di perusahaan-…
Saat ini hanya ada sekitar 80 universitas di Indonesia dari 4.700-an perguruan tinggi di Indonesia yang mendapatkan akreditasi A.
Dari 330 perguruan tinggi di Jakarta, hanya ada 13 kampus saja yang memiliki prodi teknologi pangan dan gizi
Jika terus dibiarkan, kelelahan yang tak tertangani dengan baik dapat mengganggu produktivitas dan m…
Pastikan Anda menghuni rumah yang nyaman dengan melapisi dinding menggunakan cat pelapis anti bocor.
Data yang diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan kerugian kebakaran lahan gambut dua kali lebih besar d…
Sedek tidak ada kabar dan hilang kontak sejak 15 Februari 2019 lalu.
Eks pengacara Rizieq Shihab, Kapitra Ampera menyoal acara Munajat 212 yang diinisiasi Pengurus Alumni (PA) 212 hari ini.
Walhi menaruh harapan pada Jokowi untuk menyelesaikan konflik di Muaro Jambi.
Presiden Joko Widodo menerima Federasi Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (FSPBUN) yang terdapat dalam PT Perkebunan Nusantara (…
Korban menjadi tujuh orang.
Putri pertama Ma’ruf Amin, Siti Ma’rifah, menjenguk Ani Yudhoyono di Singapura.
Vegetasi bisa mengurangi kecepatan dan ketinggian tsunami saat sampai daratan.
Kemampuan media menyampaikan informasi dengan cepat terkait bencana membuat masyarakat lebih waspada.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan meluncuran Gerakan Indonesia…
KPK memanggil Sekretaris Direktur Jenderal Administrasi Kependudukan Kementerian Dalam Neg…