Bank Indonesia bersama tim pengendalian inflasi pusat dan daerah se-Jawa, meluncurkan dua program unggulan untuk ketahanan pangan nasional. Dua program ini diusung melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Jawa 2023 yang berlangsung di Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (5/4/2023).
Dua program tersebut antara lain digitalisasi hulu hilir sektor pangan dan "Quick Wins" pengendalian infasi jangka pendek. Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan penguatan sinergi TPIP-TPID dan Gernas Pengendalian Inflasi Pangan, telah terbukti berhasil mengendalikan inflasi pangan tahun lalu.
Perry berharap sinergi dan gerakan nasional ini dapat menjadi akselerator langkah konkret bersama di 2023. Tidak hanya untuk mengendalikan tekanan inflasi pangan, tetapi juga mendorong produksi dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah telah berkomitmen untuk memperkuat ketahanan pangan. Untuk itu, pemerintah telah mengalokasikan anggaran ketahanan pangan tahun ini sebesar Rp104,2 triliun.
Anggaran sebesar itu dialokasikan untuk pengembangan budidaya pertanian, penguatan infrastruktur, subsidi pupuk dan bunga kredit, dana alokasi khusus fisik dan non fisik, serta dana desa kesehatan pangan.
Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan selama ini diimplementasikan BI dan TPIP-TPID melalui 7 program unggulan gerakan. Antara lain kegiatan pasar murah atau operasi pasar, penguatan pangan strategis, perluasan kerja sama antardaerah, dukungan untuk subsidi ongkos angkut, gerakan tanam cabai hingga replikasi model bisnis.
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin, program ini akan mengembalikan indeks harga konsumen ke sasaran 3% ± 1% tahun ini.
