Charles Meikyansyah Memperjuangkan Aspirasi Publik di Jalan Jurnalistik dan Politik

Lebih dari 20 tahun menjadi jurnalis lalu memutuskan terjun ke dunia politik hingga berhasil masuk gelanggang Senayan pada Pemilu 2019 bukan perjuangan yang mudah bagi Charles Meikyansyah.

Profil Charles

Charles Meikyansyah atau biasa disapa Haji Charles merupakan salah satu bakal calon legislatif Partai NasDem. Pada Pemilu Legislatif 2024, ia akan bertarung di daerah pemilihan Jawa Timur IV yang meliputi Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember. Pada Pemilu Legislatif 2019, ia berhasil lolos ke Senayan dengan meraup 99.917 suara. 

Pria kelahiran Jakarta, 5 Mei 1973 yang kini menjadi anggota Komisi XI DPR itu dulu berprofesi sebagai jurnalis. Ia memulai karier sebagai penyiar radio pada 1993 saat duduk di bangku kuliah Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jember. Puncak karier, ia menjadi manajer liputan Metro TV pada 2012-2018. 

Ia juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai karyawan terbaik Metro TV pada 2015.  Setelah lebih dari 20 tahun bekerja sebagai jurnalis, ia memutuskan terjun ke dunia politik dan memilih Partai NasDem sebagai rumah perjuangan. 

Terjun ke dunia politik 

Pelajaran politik dari Partai NasDem, latar belakang sebagai jurnalis, serta pengalaman aktif di organisasi saat mahasiswa membulatkan tekad Charles maju sebagai calon legislatif untuk wilayah Lumajang dan Jember pada Pileg 2019. Ia terbukti lolos ke Senayan di kontestasi perdananya. 

Kini, ia harus memperjuangkan aspirasi publik dan membuktikan gerakan perubahan Indonesia yang digaungkan Partai NasDem benar-benar dipraktikkan. 

"Kami adalah petugas untuk rakyat. Ketika kami dilantik 1 Oktober 2019, hal yang sangat penting disampaikan ketua umum kami Pak Surya Paloh adalah 'ketika Anda sebagai anggota DPR berhubungan dengan rakyat dan kepetingan umum maka di situ kita membela'," kata Charles. 

Menurutnya, kerja anggota DPR mirip seperti jurnalis. Keduanya sama-sama memperjuangkan aspirasi masyakat. "Satu hal yang penting sekali dalam jurnalistik, kita menjadi orang yang mengawasi orang lain."