Pemimpin oposisi utama Korea Selatan Lee Jae-myung. (Lee Jin-man)
Seoul: Pemimpin oposisi utama Korea Selatan Lee Jae-myung dirawat di rumah sakit pada hari Senin, 18 September 2023, beberapa hari setelah dirinya melakukan aksi mogok makan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah. Di waktu bersamaan, jaksa mendorong dikeluarkannya surat perintah penangkapan terhadap Lee atas tuduhan korupsi.
Lee, pemimpin Partai Demokrat Korea, memulai aksi mogok makan pada 31 Agustus dalam memprotes pemerintah yang dinilai lalai berbagai hal, termasuk dalam hal perekonomian, kebebasan pers, isu pembuangan air limbah PLTN Fukushima, dan lain sebagainya.
Mengutip dari laman The Straits Times, mantan calon presiden itu dipindahkan ke rumah sakit dari Majelis Nasional di Seoul pada Senin pagi setelah menderita dehidrasi dan sakit kepala, kata partainya.
Kim Gi-hyeon, ketua Partai Kekuatan Rakyat, telah mendesak Lee untuk berhenti mogok makan. Ia mengaku siap untuk berbicara dengan pemimpin oposisi mengenai masalah kebijakan pemerintah.
Beberapa jam setelah Lee dipindahkan ke rumah sakit, jaksa mengatakan mereka telah meminta surat perintah penangkapan untuknya sebagai bagian dari penyelidikan proyek pembangunan dan tuduhan suap.
Tuduhan Suap
Lee dituduh melanggar tugasnya atas kerugian sebesar 20 miliar won yang dikeluarkan Seongnam Development Corporation selama ia menjabat sebagai wali kota kota Seongnam, kata jaksa. Jaksa juga menuduh Lee melakukan suap sehubungan dengan sebuah perusahaan yang dicurigai melakukan transfer uang ilegal senilai USD8 juta ke Korea Utara.
Lee membantah telah melakukan kesalahan, dan menyebut tuduhan tersebut sebagai "fiksi" dan "konspirasi politik."
Pengadilan di Seoul memerlukan parlemen yang beranggotakan 300 orang, di mana Partai Demokrat memegang mayoritas, untuk melepaskan kekebalan Lee dari penangkapan guna meninjau kembali permintaan jaksa.
Parlemen Korea Selatan menolak permintaan surat perintah penangkapan sebelumnya dari jaksa di bulan Februari.
Lee kalah dari Presiden
Yoon Suk-yeol, mantan jaksa agung, dalam pemilu presiden Korea Selatan di tahun 2022 dengan selisih suara 0,7%.