Starbucks. Foto: Unsplash.
Shanghai: Raksasa kopi Amerika Serikat, Starbucks, membuka pengembangan bisnis senilai USD220 juta di luar Shanghai, namun masih di wilayah Tiongkok. Hal ini menjadi sebuah tanda perusahaan multinasional masih mengandalkan Tiongkok untuk tumbuh.
Sebuah survei Kamar Dagang Amerika di Shanghai melaporkan optimisme di kalangan bisnis AS di Tiongkok berada pada rekor terendah terutama karena lesunya perekonomian dan ketegangan Washington-Beijing.
Namun, Taman Inovasi Kopi Starbucks, yang mencakup pabrik pemanggangan dan pusat distribusi, merupakan investasi terbesar yang pernah dilakukan perusahaan tersebut di luar Amerika Serikat.
"Hari-hari terbaik Starbucks akan segera tiba di Tiongkok," kata juru bicara perusahaan tersebut, dilansir Channel News Asia, Selasa, 19 September 2023.
"Sebagai pasar internasional Starbucks yang terbesar dan paling cepat berkembang, kami akan terus memperdalam investasi dan memperkuat komitmen jangka panjang kami yang teguh terhadap pasar Tiongkok," kata CEO Starbucks Laxman Narasimhan, dikutip dalam keterangan resmi.
Dukungan CEO perusahaan asing
Menurut media pemerintah, Narasimhan mengunjungi Tiongkok pada Mei, ketika dia bertemu dengan Wali Kota Shanghai.
Narasimhan datang bersama dengan CEO perusahaan multinasional besar lainnya Apple, Tesla, JP Morgan, dan General Motors mengunjungi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut untuk meningkatkan dukungan bisnis pascacovid-19.
Starbucks menolak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kunjungan tersebut ketika dikonfirmasi. Perusahaan ini memiliki lebih dari 6.500 kedai kopi di lebih dari 250 kota di Tiongkok dan mengatakan bahwa toko baru dibuka di negara tersebut setiap sembilan jam.