NEWSTICKER

Ada WNI Diduga Jadi Pengawas Pemilu di Ukraina

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin. Foto: Medcom.id

Ada WNI Diduga Jadi Pengawas Pemilu di Ukraina

Fajar Nugraha • 15 September 2023 21:29

Jakarta: Rusia dikabarkan melakukan pemilu yang dinilai palsu di beberapa wilayah Kherson. Wilayah ini diketahui masih dikuasai oleh Ukraina.

 

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengatakan, Rusia mencoba menegaskan pemilu ini adalah legal. Legalitas pemilu dianggap sebagai menifestasi hal yang penting.

 

“Pertama adalah kedaulatan, kedua adalah demokrasi. Jadi warga di wilayah kedaulatan memiliki hak untuk mengekspresikan diri,” ujar Dubes Hamianin dalam sebuah keterangan pers yang dilakukan secara online, Jumat 15 September 2023.

 

Dubes Vasyl menambahkan, ada beberapa orang yang mengaku sebagai observer atau pengawas pemilu. Tetapi mereka tidak mewakili negara, mereka tidak mewakili sebuah bangsa ataupun mewakili badan hukum.

 

“Bahkan ada satu orang yang diduga sebagai warga negara Indonesia yang sudah lama tinggal di Moskow, Rusia. Sekarang dia mewakili sebuah organisasi pro rusia yang dibuat dan terdaftar di Moskow,” ujar Dubes Vasyl.

 

“Dia mengunjungi wilayah yang diduduki dan ikut serta dalam pemilu ini. Sekarang kami tengah mencari konfirmasi mengenai informasi tersebut. Jika terkonfirmasi mengenai masalah ini, kami pasti mengklaim ini dan meminta penegak hukum di Indonesia untuk melakukan penyelidikan,” tegasnya.

 

Vasyl menegaskan jika ada pelanggaran konstitusi nasional Indonesia, pihaknya ingin melihatnya diberikan hukuman sebagai penjahat ataupun penjahat perang dan dianggap sebagai seorang yang melanggar kedaulatan wilayah Ukraina.

 

AS tolak pemilu

Amerika Serikat menolak tegas percobaan dari Federasi Rusia untuk melegitimasi kehadirannya di wilayah yang diduduki. Mereka menilai pemilu itu tidak berarti apa-apa.

 

“Sangat penting untuk menegaskan bahwa Rusia mengklaim telah melakukan pemilu di Kherson, saat seluruh mayoritas wilayah di Kherson termasuk wilayah pusatnya, berada dalam kuasa Ukraina bukan lagi dikuasai oleh Rusia,” sebut Dubes Vasyl.

 

“Anda bisa melihat pemilihan umum seperti apa yang mereka lakukan. Kami berharap ini tidak akan berlangsung lama. Kami berupaya keras untuk meraih hasil bagus dalam medan pertempuran,” imbuh sang dubes.

 

“Anda bisa melihat kejadian baru-baru ini yang berada di wilayah Rusia, terutama di beberapa kejadian di Semenangjung Krimea di mana pasukan Ukraina menghancurkan beberapa kapal perang, termasuk satu kapal selam dan juga kompleks pertahanan udara. Statistiknya saat ini bagus,” tegas Vasyl.

 

Sebelumnya Federasi Rusia sedang dalam proses menyelenggarakan pemilu palsu di wilayah pendudukan Ukraina. Pemilu ini berlangsung hampir satu tahun setelah Kremlin melancarkan referendum palsu dan berencana mencaplok wilayah Kherson, Zaporizhzhya, Donetsk, dan Luhansk di Ukraina, dan lebih dari sembilan tahun setelah Rusia berencana mencaplok Republik Otonomi Krimea dan Sevastopol di Ukraina.

 

Kremlin berharap hasil yang telah ditentukan sebelumnya akan memperkuat klaim tidak sah Rusia atas wilayah Ukraina yang didudukinya, namun ini tidak lebih dari sekadar latihan propaganda.

 

Pihak Amerika Serikat menilai, tindakan Rusia menunjukkan ketidakpedulian mereka terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB seperti penghormatan terhadap kedaulatan negara dan integritas wilayah, yang mendukung keamanan dan stabilitas global.

 

“Amerika Serikat tidak akan pernah mengakui klaim Federasi Rusia atas wilayah kedaulatan Ukraina mana pun, dan kami mengingatkan siapa pun yang mungkin mendukung pemilu palsu yang dilakukan Rusia di Ukraina. Termasuk dengan bertindak sebagai pengamat internasional, bahwa mereka dapat dikenakan sanksi dan pembatasan visa,” pungkas pihak AS.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Fajar Nugraha)