NEWSTICKER

El Nino Tiba, Picu Cuaca hingga Suhu Ekstrem

Amerika Serikat mengungkapkan bahwa fenomena iklim El Nino telah tiba. Foto: EFE

El Nino Tiba, Picu Cuaca hingga Suhu Ekstrem

Medcom • 9 June 2023 19:12

Washington: Para ilmuwan di Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) Amerika Serikat mengungkapkan bahwa fenomena iklim El Nino telah tiba. Fenomena ini pun memicu kekhawatiran dari berbagai pihak terhadap rekor cuaca dan suhu ekstrem. 

 

El Nino ditandai dengan suhu permukaan laut yang lebih hangat dari rata-rata di Samudra Pasifik tengah dan timur dekat khatulistiwa. Pola cuaca seperti itu terakhir terjadi pada tahun 2018 hingga 2019 dan umumnya terjadi setiap dua hingga tujuh tahun.

 

"Tergantung pada kekuatannya, El Nino dapat menyebabkan berbagai dampak, seperti meningkatkan risiko hujan lebat dan kekeringan di lokasi tertentu di seluruh dunia," kata ilmuwan iklim NOAA Michelle L'Heureux, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 9 Juni 2023. 

 

"Perubahan iklim dapat memperburuk atau mengurangi dampak tertentu yang terkait dengan El Nino. Sebagai contoh, El Nino dapat menghasilkan rekor baru untuk suhu, terutama di daerah yang sudah mengalami suhu di atas rata-rata selama El Nino," tambahnya.

 

Pekan ini, pemerintah Australia telah memperingatkan bahwa El Nino akan memberikan hari yang lebih hangat dan kering kepada negara yang rentan terhadap kebakaran hutan. Sementara itu, otoritas Jepang menyatakan bahwa El Nino yang tengah berkembang turut bertanggung jawab atas rekor musim semi terhangatnya.

 

Mariana Paoli dari lembaga bantuan Christian Aid menyampaikan bahwa orang-orang miskin sudah terdesak ke ambang batas akibat kekeringan, banjir, dan badai yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Terlebih, kini mereka akan menghadapi suhu yang sangat tinggi dari efek El Nino 

 

"Orang-orang ini mengalami dampak yang paling parah akibat perubahan iklim, tetapi tidak melakukan banyak hal yang menyebabkannya,” tutur Paoli. 

 

El Nino berdampak terhadap badai Atlantik
 

Lebih lanjut, NOAA mengatakan bahwa dampak El Nino di AS masih tergolong lemah selama musim panas. Fenomena ini akan jauh lebih terasa mulai dari akhir musim gugur hingga musim semi.

 

Pada musim dingin, diperkirakan ada 84 persen kemungkinan terjadinya El Nino yang "lebih besar dari level sedang" dan 56 persen peluang terjadinya El Nino yang kuat.

 

Kondisi ini biasanya akan menyebabkan suhu yang lebih basah dari rata-rata di beberapa bagian negara, seperti wilayah California selatan hingga Pantai Teluk. Sementara itu, wilayah Pasifik Barat Laut dan Lembah Ohio diperkirakan akan mengalami suhu yang lebih kering daripada rata-rata.

 

Tak hanya itu, fenomena ini juga dapat meningkatkan peluang terjadinya suhu yang lebih hangat dari rata-rata di bagian utara AS. 

 

El Nino sebenarnya sudah diprediksi oleh tim badai NOAA bulan lalu. Fenomena ini disebut memiliki dampak penekan terhadap aktivitas badai di Atlantik, tetapi biasanya meningkatkan aktivitas badai di Pasifik tengah dan timur. (Arfinna Erliencani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Fajar Nugraha)