NEWSTICKER

Sembilan Orang Tewas dalam Bentrokan di Senegal

Senegal dilanda kerusuhan. Foto: Al-Jazeera

Sembilan Orang Tewas dalam Bentrokan di Senegal

Fajar Nugraha • 2 June 2023 09:55

Dakar: Setidaknya sembilan orang tewas dalam bentrokan di Senegal. Insiden terjadi setelah pengadilan menjatuhkan hukuman dua tahun penjara kepada pemimpin oposisi yang berapi-api, Ousmane Sonko.

 

Hukuman untuk "merusak pemuda" dapat mendiskualifikasi Sonko, lawan terberat Presiden Macky Sall, dari keikutsertaan dalam pemilihan presiden tahun depan.

 

Kasus itu sangat memecah belah Senegal, memicu kekerasan sporadis namun mematikan yang merusak citra stabilitas negara itu.

 

Setelah vonis Kamis 1 Juni 2023, bentrokan pecah antara polisi dan pengunjuk rasa, bus dibakar di ibu kota Dakar, dan gangguan dilaporkan terjadi di tempat lain termasuk kota Ziguinchor, tempat Sonko menjadi wali kota sejak 2022.

 

"Kami mencatat dengan penyesalan bahwa kekerasan telah menyebabkan penghancuran properti publik dan pribadi, dan sayangnya, sembilan kematian di Dakar dan Ziguinchor," kata Menteri Dalam Negeri Antoine Diome di televisi nasional, seperti dikutip AFP, Jumat 2 Juni 2023.

 

Dua pejabat polisi mengatakan kepada AFP dengan syarat anonim bahwa setidaknya tiga kematian terjadi pada demonstrasi di Ziguinchor, dan seorang polisi dilempari batu sampai mati oleh pengunjuk rasa muda di ibu kota.

 

Seorang mantan pegawai negeri, Sonko menjadi terkenal dalam pemilihan presiden pada 2019, berada di urutan ketiga setelah kampanye yang membidik Sall dan elite penguasa negara.

 

Dia menggambarkan Sall sebagai koruptor dan calon diktator, sementara pendukung presiden menyebut Sonko sebagai pengacau yang menyebarkan ketidakstabilan.

 

Penangkapan pertamanya atas tuduhan pemerkosaan pada tahun 2021 memicu bentrokan selama beberapa hari yang menewaskan sedikitnya 12 orang.

 

Pria berusia 48 tahun itu tidak menghadiri persidangan dan tidak hadir saat putusan hari Kamis dijatuhkan.

 

Dia diduga berada di rumahnya di Dakar, tempat dia diblokir oleh pasukan keamanan setelah ditahan pada akhir pekan.

 

“Pengadilan tidak memutuskan apakah dia harus ditangkap. Tetapi setelah dua tahun konfrontasi dengan pihak berwenang, ketua partai PASTEF-Patriots sekarang dapat ditangkap kapan saja,” kata Menteri Kehakiman Ismaila Madior Fall kepada wartawan.

 

Saat pengadilan pidana Dakar menjatuhkan vonisnya, pihak Sonko meminta rakyat Senegal untuk ‘turun ke jalan’.

 

Kampus universitas di Dakar diubah menjadi sesuatu yang menyerupai medan perang.

 

Sekelompok anak muda melempari polisi dengan perlengkapan anti huru hara dengan batu. Polisi balas menembak dengan gas air mata.

 

Beberapa bus dari fakultas kedokteran, departemen sejarah, dan sekolah jurnalisme terkemuka negara itu dibakar dan kantor-kantor digeledah. Kelas ditangguhkan sampai pemberitahuan lebih lanjut.

 

Di tempat lain, pengunjuk rasa muda menyerang kantor tiket transportasi dan properti umum lainnya, membakar ban, dan memasang penghalang di jalan.

 

Satire Mbaye, seorang pejabat partai kepresidenan di Keur Massar, pinggiran Dakar, mengatakan markas besar partai telah "dijarah".

 

Masalah dilaporkan di tempat lain di negara bagian Afrika Barat -- di Casamance di selatan, Mbour dan Kaolack di barat dan St Louis di utara.

 

Beberapa platform media sosial dan perpesanan termasuk WhatsApp, Instagram, dan YouTube menghadapi pembatasan akses yang serius di Senegal Kamis malam.

 

"Situasi ini mirip dengan apa yang diamati selama protes 2021 dan kemungkinan besar akan secara signifikan membatasi kemampuan publik untuk berkomunikasi," kata Netblocks, monitor internet global.

 

Pada Jumat, Menteri Dalam Negeri Diome mengakui pemblokiran tersebut, mengutip "penyebaran pesan kebencian dan subversif di jejaring sosial".

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Fajar Nugraha)